Allaahumma shallii 'alaa sayyidinaa Muhammad, wa 'alaa aali Sayyidinaa Muhammad.

Rabu, 31 Oktober 2012

Kartu Tertelan, Hati Senang



Ceritanya baru aja di alami kemarin,,,  awal kisah pas jam istirahat seperti biasa jam 12 siang udah siap untuk meluncur menuju Bank BRI ambil antrian, karna setelah istirahat pekerjaan selanjutnya  adalah mengantri di Bank untuk setor tunai, memang agak beda istirahat kali ini pulang kerumah dulu jaraknya ya lumayan 20menit  Menggunakan  Sepedah Motor dengan  kecepatan 60 sampai rumah. 

Jam udah menunjukan pukul 12.35 wah agak telat nih kecepatan harus di tambah untuk balik ke kantor manasaat itu dapat no antrian 101 sedangkan antrian Bank terakhir tadi sebleum istirahat udah 98 berati tingal menungu 2 orangan tepat pukul 1 udah harus sampai BRI padahal 12.35 masih dirumah dan uang tunai yang harus setor masih ada dikantor. Alhasil ngepot dijalan.

Sampai kantor gak pikir panjang ambil uang langsung ngacir ke Bank tanpa buka helem dan simpan tas minumpun gak sempat. Sesampainya di BRI oh ternyata kelewat 1 nomor yang dipanggil udah 102 dengan muka lusuh dan ngos-gosan menghampiri  teller bank menyerahkan setoran, masih beruntung gak ketinggalan jauh kalu ketingal 4-5 orang terpaksa ambil antrian paling buncit. 

Sambil menunggu proses transfer tunai. buka buka note di hp karan siang itu mau sekalian teransfr ATM ada dana yang harus ditransfer, waktu itu niatnya teransfr buat sedekah ke salah satu yayasan yang sudah digoogling beberapa hari sebelumnya. 

Proses setor tunaipun selesai tujuan selanjutnya adalah Mesin ATM yang berada di ruangan yang sama. Waktu itu ada 1bapak-bapak yang lagi bertransaksi di mesin ATM dengan santai sambil menunggu buka hp liat no rekening keuarin kartu biar langsung transaksi cepetnih pikir ku saat itu, setelah bapak itu selsai. Giliranku dengan santai berdiri dimesin ATM memasukan kartu. Pertama gak masuk di balik dong, pasdibalik udah yakinini posisi kartu benar pas dibalik ditekan kartu masuk tanpa melihat peringatan di depan monitor tiba-tiba satpam menegur yang merhatiin dibelakang.

Mb tunggu dulu sebentar itu kartunya tertelan" Aku panik gimana ini satpam memberi arahan, berhubung masih di Bank tanpa pikir panjang langsung menghubungi Costomer Service yang ada dibank, katanya harus dibloir dulu kartunya Mb, telepon ke no ini, ditelepon dong coba telepon pake CDMA sinyalnya jelek dicoba pake kartu GSM bagus nyambung, eh ternyata putus ditengah jalan kehabisan pulsa.



Setelah itu disarankan untuk telpon diluar. Aku keluar tanpa pikir panjang balik kantor beli pulsa dulu lalu telepon Costomer Service menggunakan telpon kantor biar gak keputus lagi. Pasdijalan menuju kantor gak tau kenapa pikiran senang dan malah cengengesan sendirian dijalan pikirku saat itu Allah lagi tanya ini aku niat apa engga buat sedekah dan disitu aku niatin InsaAllah akan aku transfer sedekahnya sambil ketawa dan berucap terimakasih ke Allah Pengalaman ini sangat berharga.

Balik ke bank, ada yang buat Rekening baru akhirnnya menunggu sebentar kasih buku tabungan dan KTP ke satpam menunggu sambil berdiri masih tersenyum dan alhamdulilah masih bisa bersukur saat itu, tak lama di panggil... proses pergantian kartupun dimulai. Waktu itu isi formulir, buat surat Pernyataan, Fotocopy tabungan dan KTP. Kartu baru pun sudah di tangan Prosesnya lumayan sekitar 1ja lebih. Bolak balik kantor ke bank. Allah mudahkan. 

Karna masih grogi heee masih trauma kartu dimakan mesin ATM akhirnya transfr buat sedekahnya diundur keesokann harinya. Malamnya berdoa jika uang yang mau di transfer kalu manfaat dan engkau ridohi mudahkan tapi jika tak diridhoi persulitlah untuk mentransfer kembali. Alhamdulilah Lancar,,,

Pelajarannya selalu berpikir Fositip hati gundah hati resah dan panik akan Allah ganti dengan rasa senang dan Bersukur


Selasa, 02 Oktober 2012

Kita Untuk Selamanya



Jadi kepikiran buat menulis ini...

Pertemanan Persahabatan terkadang kita tak sadar orang yang kita anggap hanya sebagai teman justru ternyata dia sahabat kita. Ada banyak kata mutiara tentang sahabt. Banyak juga definisi mengenai sahabat. tapi satu hal sahabat itu “Kita Bersama”.

Kita bersama walau tanpa tatap muka, kita bersama walau tanpa pesan, kita bersama walau tanpa kata salam, kita bersama buat acara bareng, kita bersama gak ada yang satu kaki pincang dan tak jarang acara gagal.

Kita memang “Berpisah” bukan dalam arti yang sesungguhnya. Kita berpisah hanya satu menunggu kata rindu untuk bertemu. Kita Cuma berpisah dalam waktu, menyatukan “satu Waktu” kita pasti  bertemu. 

Tak bertemu dalam satu waktu tak menyapa dalam satu kata tak bercanda dalam satu lingkaran. Membuat kita rindu akan satu waktu. Waktu dimana dalam 1 minggu kita bertemu dalam tawa dan tangis.

Tapi jangan biarkan memori itu hilang tanpa goresan tinta baru kita punya cerita baru kita punya mimpi. Ini hanya sebuah proses teman mendaki menuju mimpi yang tinggi walau tangan tak saling berpegangan tapi  rasa rindu yang akan membuat  kita bertemu bersatu dalam kata SUKSES.